Jumat, 22 Maret 2013

MAKALAH AR-RAZI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Ar-Razi merupakan tokoh filsuf yang sangat terkenal, karya-karyanya banyak dijadikan patokan oleh filsuf-filsuf dimasa sekarang. Dalam autobiografinya pernah ia katakan, bahwa ia telah menulis kurang dari 200 buah karya tulis dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Di samping karya-karyanya yang hampir setiap aspeknya menyangkut bidang kedokteran, ada pula karya-karyanya yang berkaitan dengan fisafat kimia, astronomi, tata bahasa, teologi, logika, dan ilmu pengetahuan lain.
Bukunya paling besar adalah “Al-Hawi”, buku tersebut merupakan sebuah ensiklopedia dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh  seorang Yahudi. Namanya adalah Faraj Ibn Salim, adapun di antara karya-karyanya yang lain adalah: Risalah tentang Filsafat, Pengobatan Rohani, Sejarah Filsafat, Maqolah tentang metafisika, dll.
Banyak sekali ilmu-ilmu yang diBanyak sekali ilmu-ilmu yang di populerkan dan di hasilkan oleh Ar-Razi. Oleh karena itu, saya mencoba untuk menjelaskan tentang sepak terjang perjalanan Ar-Razi.

1.2         Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang dia atas, saya akan mencoba menjelaskan tentang:
1.    Riwayat hidup Ar-Razi ?
2.    Karyanya ?
3.    Filsafatnya ?

1.3         Tujuan
Agar mengetahui riwayat hidupnya, karyanya semasa beliau hidup, filsafat yang dihasilkan oleh Ar-Razi.


1.4         Manfaat
Menambah pengetahuan dan mengetahui tokoh filsafat yang sudah terkenal di dunia, tentang riwayat hidupnya, karya-karyanya yang sangat populer. Dan berbagai pemikiran yang berkembang di zamannya.

1.5         Metode Penyusunan
Untuk menambah pengetahuan tentang Ar-Razi. Metode yang saya menggunakan buku-buku referensi di perpustakaan untuk menambahkan bacaan yang di gunakan dalam menyusun makalah ini.























BAB II
PEMBAHASAN

A.  Riwayat Hidup
Nama lengkap Ar-Razi adalah Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria ibnu     Yahya Al-Razi.[1] Dalam wacana keilmuan Barat dikenal dengan sebutan Rhazes. Beliau dilahirkan di Ravy, di propinsi khurasan di sebuah kota tua yang dulu bernama Rhogee, dekat Teheran, Republik Islam Iran pada tanggal 1 sya’ban 251M/865M.[2]
Ada beberapa nama tokoh lain yang juga di panggil Al-Razi, yakni Abu Hatim Al-Razi, Fakhruddin Al-Razi dan Najmuddin Al-Razi. Oleh karena itu, untuk membedakan Al-Razi sang filosof ini dari tokoh-tokoh lain, perlu datambahkan dengan sebutan Abu Bakar yang merupakan nama kun-yah-nya (gelarnya).
Pada masa mudanya ia pernah menjadi tukang intan, penukar uang (money changer), dan pemain kecapi, sebelum beralih ke filsafat dan kedokteran. Ia memperoleh repotasi yang demikian baikdalam bidang yang terakhir (kedokteran), sehingga ia diangkat menjadi kepala rumah sakit di kota asalnya semasa usianya kira-kira menjelang tiga puluh tahun, dan kemudian mengambil alih kepemimpinan rumah sakit di Baghdad. Pada umumnya ia terkenal, seperti yang dikatakan sendiri oleh para ahli, sebagai “dokter islam yang tidak ada bandingannya”.
Sebenarnya ayahnya berharap agar Al-Razi mengikuti profesinya sebagai pedagang. Oleh karena itu, ayahnya membekali diri Al-Razi dengan ilmu-ilmu perdagangan. Namun, ternyata Al-Razi lebih memilih bidang intelektual dari pada pedagang. Hal ini, menurut Abdul Latif Muhammad Al-‘Abd, merupakan indikasi bahwa ia memilih perkara-perkara yang lebih besar ketimbang hanya mementingkan materi belaka.[3]
Perlu pula diingatkan tentang lingkungan Al-Razi tempat ia berdomisili. Telah dimaklumi bahwa Iran, yang sebelumnya terkenal dengan Persia, sejak lama sudah terkenal dengan sejarah peradaban manusia. Kota ini merupakan tempat pertemuan berbagai peradaban, terutama peradaban Yunani dan Persia. Dalam bidang penyatuan kebudayaan Persia dan Yunani inilah terletaknya salah satu jasa dari Alexander Yang Agung pada tahun 331 SM.[4] Oleh karena itu, tidak mengherankan kota-kota di Persia (Iran) ini telah mengenal peradaban yang tinggi jauh sebelum bangsa Arab mengenalnya.[5] Agaknya suasana lingkungan ini termasuk yang mendorong bakat Al-Razi tampil sebagai seorang intelektual.
Disiplin ilmu Al-Razi meliputi ilmu falak, matematika, kimia, kedokteran,dan filsafat. Ia lebih terkenal sebagai ahli kimia dan ahli kedokteran dibanding sebagai seorang filosof. Ia sangat rajin menulis dan membaca, agaknya inilah yang menyebabkan penglihatannya berangsur-angsur melemah dan akhirnya buta total. Akan tetapi, ia menolak untuk diobati dengan mengatakan pengobatan akan sia-sia belaka karena sebentar lagi ia akan meninggal. Akhirnya pada tanggal 5 Sya’ban 313 H/ 27 Oktober 925 M dalam usia 60 tahun.[6]
Al-Razi mengaku dalam autobiografinya telah menyusun tidak kurang dari 200 karyatentang semua bidang pengetahuan fisika dan metafisik, karya medisnya paling besar ialah “al-Hawi”, yang malah lebih dikenal dengan sebutan al-Jami’ yaitu ikhtisar ilmu kedokteran, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1279 dengan Continens dan beredar luas di lingkugan ilmu kedokteran sampai abad ke-16.[7]


B.  Karya-karya Al-Razi
Al-Razi termasuk seorang filosof yang rajin belajar dan menulis sehingga tidak mengherankan ia banyak menghasilkan karya tulis. Dalam autobiografinya ia pernah mengatakan, bahwa ia telah menulis tidak kurang dari 200 buah karya tulis dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.[8]
Karya tulisnya dalam bidang kimia yang terkenal ialah Kitab al-Asrar yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Geard fo Cremon. Dalam bidang medis karyanya yang terbesar ialah al-Hawi yang merupakan ensiklopediilmu kedokteran, diterjemahkan kedalam bahasa Latin dengan judul Continens yang tersbar luas dan menjadi buku pegangan utama dikalangan kedokteran Eropa sampai abad ke-17. Kitab al-Judar wa al-Hasbah tulisannya yang berisikan analisis tentang penyakit cacar dan campak beserta pencegahannya, diterjemahkan orang kedalam berbagai bahasa barat dan terakhir ke dalam bahasa Inggris tahun 1847 M, dan dianggap buku bacaan wajib Ilmu kedokteran barat.[9]
Disamping karya-karyanya yang hampir setiap aspeknya menyangkut bidang kedokteran, ada pula karyanya yang berkaitan dengan filsafat kimia, astronomi, tata bahasa, teologi, logika, dan ilmu pengetahuan lain. Hanya sejumlah kecil karya-karyanya yang sampai pada kita, diantaranya:
Ø Sekumpulan risalah logika berkenaan dengan kategori-kategori, demokratis, isagoge, dengan logika, seperti yang dinyatakan dalam ungkapan kalam islam.
Ø Materi mutlak dan Partikular.
Ø Plenum dan Vacum, Ruang dan Waktu.
Ø Fisika.
Ø Obat pencahar rohani.
Ø Jalan filosofis.
Ø Tentang jiwa.
Ø Metafisika menurut ajaran Plato.
Ø Metafisika menurut ajaran Sokrates.
1)      Pandangan Ar-Razi tentang Moral
Pandangan ini dapat kita lihat dalam bukunya “al-Tibb al Ruhani Sira al Falsafiyyah”, menurutnya dalam hidup ini kita jangan terlalu zuhud dan juga jangan terlalu tamak. Maksudnya kita harus menyesuaikan kebutuhan harus seimbang.
Risalah etika Ar-Razi yang cukup terkenal, Obat Pencahar Rohani (Spiritual Physic), merupakan sebuah penjelasan yang terpercaya mengenai ajaran Plato tentang jiwa yang mempunyai tiga bagian seperti yang dikemukakan dalam Republik, dan senam (yang ia sebut “obat pencahar rohani”) disatu pihak, dan senam (yang ia sebut “obat pencahar”) di pihak lain, untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan yang menurut ajaran Plato merupakan tanda lurusnya moral spiritual jiwa.[10]
2)      Metafisika Ar-Razi
Lima prinsip yang kekal yang merupakan ajaran pokok metafisika Ar-Razi adalah materi, ruang, waktu, jiwa, dan pencipta ( Bari, Demiurgus).
Materi memerlukan sebuah locus tempat ia tinggal. Ruang dipahami oleh Ar-Razi sebagai sebuah konsep abstrak, yang berbeda dengan “tempat” (tonos) Aristoteles, tidak dapat dipisahkan secara logis dari tubuh.
Pemikiran Ar-Razi tentang kelima postulat, yaitu
a.    Tuhan
Tuhan adalah pencipta segala yang ada di dunia ini. Kekuasaan-Nya tidak ada yang menyamai.
b.    Jiwa Universal
Karena menyadari kebodohannya jiwa tertarik pada benda agar dapat memperoleh kesenangan material. Melihat nasib jiwa yang demikian ini. Jiwa mendekat pada tubuh, tubuh meronta, melihat nasib jiwa yang tragis ini kemudian tuhan berkenaan menolongnya dengan jalan membentuk alam ini dalam suasana yang kuat sehingga roh dapat memperoleh kesenangan material didalamnya.

c.    Benda
Benda pertama terdiri dari atom-atom. Masing-masing atom membentuk volume. Tanpa adanya penggabungan dari atom-atom tadi tak akan ada sesuatu yang berwujud.
d.   Ruang Absolut
Ruang absolut tidak menggabungkan wujudnya pada alam maupun benda-benda yang membutuhkan ruang. Sebaliknya setiap ruang mesti di isi oleh benda, ruang ini disebut ruang relatif.
e.    Masa Absolut
Waktu pun menurutnya dibagi menjadi dua macam, yaitu waktu absolut dan waktu yang terbatas. Waktu absolut ialah perputaran waktu, sifatnya yang bergerak kekal. Waktu yang terbatas ialah waktu yang diukur berdasarkan dan pergerakan bumi, matahari dan bintang-bintang.


C.  Filsafat Ar-Razi
1.    Lima Kekal (kadim)
Filsafat Ar-Razi terkenal dengan ajarannya Lima yang Kekal, yakni : al-Bary Ta’ala (Allah Ta’ala), al-Nafs al-Kulliyat (Jiwa Universal), al-Hayula al-Ula (Materi pertama), al-Makan al-Muthlaq (Tempat/Ruang Absolut) dan al-Zaman al-Muthlaq (Masa Absolut).
Menurut Ar-Razi Allah Maha Pencipta dan pengatur seluruh alam ini. Alam diciptakan Allah bukan dari tidak ada (creatio ex nihilo), tetapi dari bahan yang telah ada.
Jiwa universal merupakan al-Mabda’ al-Qadim al-Sany (sumber kekal yang kedua). Padanya terdapat daya hidup dan bergerak, sulit diketahui karena ia tanpa rupa tetapi karena ia dikuasai naluri untuk bersatu dengan al-hayula al-ula (materi pertama), terjadilah pada zatnya rupa yang dapat menerima fisik. Ruang difahami Ar-Razi sebagai konsep yang abstrak, yang berbeda dengan Aristoteles yang mengatakan “tempat” tidak bisa dipisahkan secara logis dari tubuh yang menempatinya.
Waktu dibedakan menjadi dua yaitu: waktu mutlak ( tak terbatas) di sebut dengan al-dahr bersifat kadim dan substansi yang bergerak atau mengalir (jauhar yajri). Sementara itu waktu mahshur (terbatas) adalah waktu yang berlandaskan pada pergerakan planet-planet, perjalanan bintang-bintang, dan mentari. Waktu terbatas ini tidak kekal, yang ia sebut al-waqt.
2.    Akal, Kenabian dan Wahyu
Akal menurutnya karunia Allah yang terbesar untuk manusia. Dengan akal manusia dapat memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya, bahkan dapat memperoleh pengetahuan tentang Allah.
Ar-Razi lebih terkenal sebagai ahli dalam ilmu kedokteran (sains) ketimbang ilmu spekulatif (filsafat). Oleh karena itu, dalam penjelasannya tentang akal berdasarkan semangat rasional empiris eksperimental, hal yang mengesankan ialah bahwa ia hanya percaya pada akal semata dan tidak lagi percaya kepada wahyu. Badawi menerangkan alasan-alasan Ar-Razi dalam menolak kenabian sebagai berikut:
a)    Akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, yang berguna dan tidak berguna. Dengan akal saja manusia mampu mengetahui Allah dan mengatur kehidupannya dengan sebaik-baiknya.
b)   Tidak ada alasan yang kuat bagi pengistimewaan beberapa orang untuk membimbing semua orang karena semua orang lahir dengan kecerdasan yang sama.
c)    Para nabi saling bertentangan.
Kemudian Ar-Razi juga mengkritik agama secara umum. Ia juga menjelaskan kontradiksi Yahudi, Kristen, Mani dan Majusi secara rinci. Bahkan lebih lanjut ia katakan tidaklah masuka akal Allah mengutus para Nabi sebab mereka menimbulkan kemudorotan.






BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Riwaya Hidupnya:
Nama lengkap Ar-Razi adalah Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria ibnu     Yahya Al-Razi. Dalam wacana keilmuan Barat dikenal dengan sebutan Rhazes. Beliau dilahirkan di Ravy, di propinsi khurasan di sebuah kota tua yang dulu bernama Rhogee, dekat Teheran, Republik Islam Iran pada tanggal 1 sya’ban 251M/865M.
Karyanya:
Karya tulisnya dalam bidang kimia yang terkenal ialah Kitab al-Asrar yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Geard fo Cremon. Dalam bidang medis karyanya yang terbesar ialah al-Hawi yang merupakan ensiklopediilmu kedokteran, diterjemahkan kedalam bahasa Latin dengan judul Continens yang tersbar luas dan menjadi buku pegangan utama dikalangan kedokteran Eropa sampai abad ke-17. Kitab al-Judar wa al-Hasbah tulisannya yang berisikan analisis tentang penyakit cacar dan campak beserta pencegahannya, diterjemahkan orang kedalam berbagai bahasa barat dan terakhir ke dalam bahasa Inggris tahun 1847 M, dan dianggap buku bacaan wajib Ilmu kedokteran barat.
Filsafatnya:
1.    Lima Kekal (kadim)
2.    Akal, Kenabian dan Wahyu

B.  Saran
Saya berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca. Dan menambah pengetahuan kita tentang Ar-Razi.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, Filsafat Islam, Jakarta: Pineka Cipta, 2004
Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010



[1] Zar, Sirajuddin. Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya.(Jakarta:PT Raja Grafindo persada.2010) hlm.113.
[2] Ibid, . hlm.113. (mengutip M.M. Syarif , (Ed)., The History of Muslim Philosophy, (New york: Dovers Publication,1967), hlm.434.)
[3] Ibid, . hlm.114. (mengutip Abdul Latif Muhammad Al-‘Abd, Ushul al-Fikr al-Falsafy ‘inda Abi Bakr Al-Razi, (Kairo:al-Mathba’ah al-Fanniyah al-Hadishah,1977), hlm.14)
[4] Ibid. , hlm.114. (mengutip Harun Nasution, Falsafat dan Misticisme dalam Islam, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), hlm. 8).
[5] Ibid. , hlm.114. (mengutip Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), jilid II, hlm. 243).
[6] Ibid. , hlm.115. (mengutip menurut T.J. De Boer Al-Razi wafat tahun 923 M. Lihat bukunya: Tarikh al-Falsafat fi al-Islam, diterj. Ke bahasa Arab oleh Muhammad ‘Abd Al-Hady Abu Zaidah, (Kairo: Mathba’ah Lajnat al-Ta’lif wa al-Nasyr, 1954), hlm. 115).
[7] Sudarsono, Filsafat Islam, (Jakarta: Pineka Cipta, 2004), hlm. 54.
[8] Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), hlm. 116. (mengutip Al-Razi, Rasa’il Falsafiyat, (Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidat, 1982), hlm. 109).
[9] Ibid. , hlm. 116.
[10] Sudarsono, Filsafat Islam,(Jakarta:Pineka Cipta,2004), hlm.56 (mengutip Majid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, Op. Cit; hlm. 153)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar