Minggu, 20 Januari 2013

makalah ulumul Qur'an smt 3 ekonomi Islam


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Qashash merupakan kisah-kisah para Nabi dan Sahabat yang terkandung dalam al-Qur’an dan merupakan sebagai acuan kita untuk mengetahui ajaran-ajaran yang sudah ada beserta kisah-kisah tauladan yang sudah ada, dan berkembang sejak dulu. Dalam peristiwa itu mengandung pesan-pesan dan pelajaran mengenai berita-berita bangsa terdahulu yang telah musnah, maka rasa ingin tahu untuk menyingkap pesan-pesan dan peristiwanya merupakan faktor paling kuat yang tertanam dalam hati. Dan suatu nasihat dengan tutur kata yang disampaikan secara monoton, tidak variatif tidak akan mampu menarik perhatian akal, bahkan semua isinya pun tidak akan bisa dipahami. Akan tetapi bila nasehat itu dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Maka akan meraih apa yang akan dituju, begitu pula peminat masyarakat untuk membaca dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sastra yang memuat suatu kisah, dewasa ini telah menjadi disiplin seni yang khusus diantara seni-seni lainnya dalam bahasa dan kesustraan. Tetapi “kisah-kisah nyata” al-Qur’an telah membuktikan bahwa redaksi kearaban yang dimuatnya secara jelas menggambarkan kisah-kisah yang paling tinggi nilainya.


B.  Rumusan Masalah
Dari keterangan diatas pasti akan banyak masalah yang akan timbul, tapi kami hanya akan membahas tentang :
1.    Pengertian Qashash ?
2.    Jenis-jenis kisah dalam al-Qur’an ?
3.    Pengaruh kisah-kisah al-Qur’an dalam pendidikan ?

C.  Tujuan
Berdasarkan hasil rumusan diatas kami akan membahas tentang :
1.    Apa itu pengertian Qashash al-Qur’an?
2.    Apa saja jenis-jenis kisah dalam al-Qur’an ?
3.    Apa pengaruh kisah-kisah al-Qur’an dalam pendidikan ?


















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Qashash
Al-Qashash yang artinya cerita.[1] Cerita atau kisah berasal dari kata al-qashashu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Dikatakan, “qashashtu atsarahu” artinya, “saya mengikuti atau mencari jejaknya. Kata al-qashash adalah bentuk masdar.[2] Seperti firman Allah:
QS. Al-Kahfi : 64
tA$s% y7Ï9ºsŒ $tB $¨Zä. Æ÷ö7tR 4 #£s?ö$$sù #n?tã $yJÏdÍ$rO#uä $TÁ|Ás% ÇÏÍÈ  
64. Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
Maksudnya, kedua orang dalam ayat itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu datang. Dan firman-Nya melalui lisan ibu Musa.[3]
QS. Al-Qashash : 11
ôMs9$s%ur ¾ÏmÏG÷zT{ ÏmÅ_Áè% ( ôNuŽÝÇt7sù ¾ÏmÎ/ `tã 5=ãZã_ öNèdur Ÿw šcrããèô±o ÇÊÊÈ  
11. dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,
Maksudnya, ibu berkata kepada putrinya yang sudah dewasa sehingga dapat memahami apa yang dikatakan padanya, “ ikutilah jejaknya dan pantaulah.” Maka dia melihat Musa dari kejauhan, sedangkan mereka tidak menyadari bahwa dia terus mengikuti Musa, memantau keadaannya, dan bahwa dia adalah saudaranya.[4]
Qashash al-Qur’an adalah pemberitaan al-Qur’an tentang nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Al-Qur’an banyak mengandung keterangan tentang kejadian masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negri-negeri, dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona.[5]
B.  Jenis-jenis Kisah dalam Al-Qur’an
1)   Kisah para nabi. Kisah ini mengandung dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat ynag memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakan. Misalnya Kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa, Muhammad dan nabi-nabi serta rasul lainnya.[6]
Misalnya kisah mengenai nabi Musa:
 “Nikmat Allah kepada Musa tatkala dewasa”
Dalam ayat-ayat terdahulu Allah menceritakan bahwa Dia telah melimpahkan nikmat-Nya kepada Musa diwaktu kecil, seperrti menyelamatkannya dari kebiasaan setelah diletakkan di dalam peti dan dilemparkan ke sungai, serta menyelamatkan dari penyembelihan yang melanda anak-anak Bani Israil. Allah menceritakan bahwa Dia melimpahkan nikmat kepadanya ketika dewasa, seperti memberinya ilmu dan hikmah, kemudian mengutusnya sebagai Rosul dan Nabi kepada Bani Israil dan bangsa Mesir. Selanjutnya, Allah menceritakan bahwa Musa membunuh seorang bangsa Mesir yang berkelahi dengan orang Yahudi dengan tinju yang mengakibatkan kematiannya. Lalu Musa memohon ampun kepada Tuhan atas perbuatannya tersebut, dan bertekat untuk tidak menolong seorang yang sesat dan berdosa. Tetapi, manakala melihat perkelahian yang lain antara orang Yahudi tersebut dengan orang Qibthi yang lain, Musa terdorong untuk menolong kembali orang Yahudi tersebut.[7]
2)   Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang tidak di pastikan kenabiannya.  Misalnya, kisah orang yang keluar dari kampung halaman, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati. Dua orang putra Adam, Maryam, pasukan gajah (ashabul fill).[8]
3)   Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Rosululloh, seperti perang Badar dan perang Uhud dalam surah Ali ‘Imron, Isro’ Mi’roj.
Ø  Faedah kisah-kisah al-Qur’an
Kisah-kisah dalam al-Qur’an mempunyai banyak hikmah, diantaranya:
1)      Menjelaskan asas-asas dakwah menujun Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh para Nabi.
2)      Meneguhkan hati Rosululloh dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.
3)      Membenarkan para Nabi terdahulu, mengihupkan kenangan terhadap mereka serta mengapdikan jejak dan peninggalannya.
4)      Menampilkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang cerita orang-orang terdahulu sepanjang kurun dan generasi.
5)      Menyingkap kebohingan ahli kitab dengan cara membeberkan keterangan yang semula mereka sembunyikan, kemudian menantang mereka dengan menggunakan ajaran kitab mereka sendiri yang masih asli, yaitu sebelum kitab itu di ubah dan di ganti.
6)      Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik para pendengar mempengaruhi jiwa.

C.  Pengaruh kisah-kisah al-Qur’an dalam pendidikan
Kisah yang baik dan cermat pasti tidak akan diragukan lagi pengaruhnya bagi kehidupan. Kisah tersebut akan digemari dan dapat menembus relung jiwa manusia dengan mudah sehingga segenap perasaan akan mengikuti alur kisah tersebut tanpa merasa jemu dan kesal. Akalpun demikian, pasti dapat menelusuri kisah tersebut dengan baik.
Sama halnya dalam penerimaan pelajaran. Pelajaran yang disampaikan dengan metode khutbah dan ceramah akan menimbulkan kebosanan dalam penerimaannya, seseorang yang masih muda dan masih dalam perkembangan akan merasa sulit menangkapnya. Oleh karena itu, dengan metode narasi kisah akan sangat bermanfaat dan mengandung banyak faedah. Pada umumnya anak-anak suka mendengarkan cerita-cerita. Dengan metode cerita, biasanya mereka akan cepat menampung sesuatu yang diceritakan dan akan lebih mudah dalam mengingatnya.
Dalam hal ini, secara otomatis mereka juga dapat menirukan dan mengisahkannya. Inilah fenomena fitrah jiwa yang tentunya perlu mendapat perhatian para pendidik dalam lapangan pendidikan, khususnya pendidikan agama yang merupakan esensi pengajaran dan rambu-rambu pendidikan.
Di dalam al-Qur’an terdapat kisah-kisah yang menjadi lahan subur dalam membantu kesuksesan para pendidik dalam melaksanakan tugasnya seperti pola hidup para Nabi, berita-berita tentang umat terdahulu, sunnatullah dalam kehidupan masyarakat dan hal ihwal bangsa-bangsa. Semua itu dikatakan dengan benar dan jujur. Para pendidik harus mampu menyuguhkan kisah-kisah al-Quran dengan bahasa yang mampu diterima oleh pelajar dan sesuai dengan tingkat nalar. Sejumlah kisah keagamaan yang disusun oleh Sayyid Quthb dan Ustadz As-Sahr telah berhasil memberikan bekal bermanfaat dan berguna bagi anak-anak kita, dengan keberhasilan yang tiada bandingannya.
Demikian pula Al-Jarim telah menyajikan kisah-kisah al-Qur’an dengan gaya sastra yang indah dan tinggi, serta lebih banyak analisis mendalam. Alangkah baiknya andaikata orang lain pun menngikuti dan meneruskan metode baik ini.


























BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Cerita atau kisah berasal dari kata al-qashashu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Dikatakan, “qashashtu atsarahu” artinya, “saya mengikuti atau mencari jejaknya. Kata al-qashash adalah bentuk masdar. Jenis-jenis kisah al-Qur’an diantaranya : kisah para Nabi, kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya, dan kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Rosululloh. Dan pengaruh kisah-kisah al-Qur’an dalam pendidikan, Kisah yang baik dan cermat pasti tidak akan diragukan lagi pengaruhnya bagi kehidupan. Kisah tersebut akan digemari dan dapat menembus relung jiwa manusia dengan mudah sehingga segenap perasaan akan mengikuti alur kisah tersebut tanpa merasa jemu dan kesal. Akalpun demikian, pasti dapat menelusuri kisah tersebut dengan baik.




[1] Al-Hafisdz. Ahsan W. Kamus Ilmu Al-Qur’an. (Jakarta: AMZAH.2008), cet.III. hlm. 235
[2] Al-Qathan, Manna. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. (Jakarta: al-Kautsar.2005), hlm. 386
[3] Ibit, . hlm. 387
[4] Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa. Tafsir Al-Maraghi. (Semarang: CV. Toha Putra.), hlm. 64
[5] Al-Qathan, Manna. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. (Jakarta: al-Kautsar.2005), hlm. 387
[6] Ibit, . hlm. 387
[7] Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa. Tafsir Al-Maraghi. (Semarang: CV. Toha Putra.), hlm. 69
[8] Al-Qathan, Manna. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. (Jakarta: al-Kautsar.2005), hlm. 387-388

1 komentar:

  1. The Casino - drmcd
    Our brand has been operating since 2006. We offer the 성남 출장마사지 most 경기도 출장안마 trusted, most 당진 출장샵 exciting 의정부 출장안마 casino games around. Play with your family or friends.‎Casino 태백 출장샵 Games · ‎Promotions · ‎Contact Us

    BalasHapus